KONSEP ETIKA DAN ETIKA BISNIS
BAB I
KONSEP ETIKA
DAN ETIKA BISNIS[1]
A.
Pengertian
Etika, Moral, Dan Norma
1.
Etika
Kata etika
sendiri berasal dari kata ethos yang berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika sendiri di identikkan dengan moral
atau moralitas[2].
hal ini berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang
baik atau segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang
lain.
R.W Arifin
mengemukakan bahwa etika adalah keyakinan mengeni tindakan yang benar dan salah
atau tindakan yang baik atau buruk yang mempengaruhi hal lainya. Istilah etika
secara umum merujuk pada baik buruknya perilaku manusia. Etika merupakan dasar
baik dan buruk yang menjadi referensi pengambilan keputusan individu sebelum
melakukan serangkaian kegiatan. Al-ghazali dalam bukunya ihya ‘Ulumuddin’
menjelaskan pengertian etika adalah suatu sifat yang tetap dalam jiwa, yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah engan tidak membutuhkan
pikiran.
Dengan demikian
etika bisnis dalam syariah adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan
islam sesuai dengan nilai-nilai islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya
tidak perlu ada kekhawatiran, sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang benar
dan baik. Berdasarkan pengertian diatas peneliti dapat menyimpukan bahwa etika
merupakan suatu kebiasaan perilaku manusia dalam melakukan kegiatan yang dapat
memunculkan sifat baik atau buruk, dan saling berhubungan antara satu dengan
yang lain.[3]
Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kata etika diartikan dengan :
a.
Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral,
b.
Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
c.
Perilaku
yang menjadi pedoman ( Pusat bahasa Depdiknas, 2008:402).
Jadi, etika adalah cabang filsafat yang mencari hakikat nilai-nilai
baik dan buruk yang berkaitan dengan perbuatan dan tindakan seseorang, yang
dilakukan dengan penuh kesadaran berdasarkan pertimbangan pemikiranya. Adapun
etika menurut islam yaitu berasala dari bahasa Arab ”Akhlak” yang juga
diartikan sebagai perangai dan kesopanan, yang mencakup dengan watak,
kesopanan, tingkah laku atau tabiat seseorang. Etika adalah sebuah refleksi
krisis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menetukan dan terwuud
dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia baik secara pribadi maupun secara
kelompok. Sebagaimana dikatakan oleh Magnis- Suseno : etika adalah sebuah ilmu
bukan sebuah ajaran.Yang memberikan kita norma tentang bagaimana kita harus
hidup adalah moralitas. Sedangkan etika hanya melakukan refleksi kritis dan
norma atau ajaran moral tersebut.
Dalam kaitan dengan nilai dan norma yang digumuli dalam etika, kita
menemukan dua macam etika :[4]
a.
Etika
deskriptif: yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan pola
perilaku manusiadan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika Deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya,
yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagi suatu fakta yang terkait
dengan situasi yang membudaya.
b.
Etika
normatif; yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia, ayau apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia, dan apa tindakan yang seharusnya diambil untk mencapai apa yang
bernilai hidup ini.
2.
Moral
Adapun kata moral menurut bahasa bersal dari bahasa latin “mores”
yang berarti adat atau kebiasaan. Moral adalah nilai yang mendorong seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.[5] Dalam
Kamus Bahasa Indonesia moral diartikan sebagai :
a.
Ajaran
tentang baik buruknya yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban,
budi pekerti, susila.
b.
Kondisin
mental yang membuat org tetap berani, semangat, bergairah, dll.[6]
Moral adalah tradisi kepercayaan menngenai perilaku yang benar dan
yang salah.[7]Secara
umum makna moral ini hampir sama dengan etika, namun jika dicermati ternyata
moral lebih tertuju pada ajaran-ajaran dan kondisi mental seseorang yang
membuatnya untuk bersikap dan berperilaku baik atau buruk. Jadi, makna moral
lebih aplikatif jika dibandingkan dengan makna etika yang lebih normatif. Dalam
pandangan umun dua kata etika dan moral ini memang sulit dipisahkan. Etika
merupakan kajian atau filsafat tentang moral, dan moral merupakan perwujudan
etika dalam sikap dan perilaku nyata sehari-hari. Inti pembicaraan tentang
moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya
perbuatan.
Kata lain yang juga lekat dengan kata moral adalah moraitas,
amoral, dan immoral. Kata moralitas ( Inggris : morality) sebenarnya
sama dengan moral ( Inggris : moral) , namun moralitas bernuansa
abstrak. Moralitas bisa juga dipahami sebagai sifat moral atau keseluruhan asas
dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk (Bartnes, 2002 : 7).
Kata amoral dan immoral memiliki makna sama, yakni lawan kata
moral. Amoral berarti tidak bermoral, tidak berakhlak (Pusat Bahasa Deodiknas,
2008 : 53) .
Sedang kata immoral tidak termuat dalam kamus Bahasa Indonesia.
Kata ini adalah kata Inggris yang berarti tidak sopan, tunasusila, jahat, dan
asusila (Echols dan Shadily, 1995 : 312).
3.
Norma
Di dalam kehidupan sehari-hari sering
dikenal dengan istilah norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatun nilai
yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang
atau masyarakatuntuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman
tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang merupakan standar yang
harusditaati atau dipatuhi (Soekanto: 1989:7).
Kehidupan masyarakat terdapat berbagai
golongan dan aliran yang beraneka ragam, masing-masing mempunyai kepentingan
sendiri, akan tetapi kepentingan bersama itu mengharuskan adanya ketertiban
dankeamanan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk peraturan yang disepakati
bersama, yang mengatur tingkah laku dalam masyarakat, yang
disebut peraturan hidup.
Norma-norma tersebut mempunyai dua macam
menurut isinya, yaitu :
a. Perintah, yang merupakan keharusan bagi
seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang baik.
b. Larangan, yang merupakan keharusan bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang tidak baik. Artinya norma adalah untuk memberikan
petunjuk kepada manusia bagaimana
seseorang bertindak dalam masyarakat serta perbuatan - perbuatan mana yang harus
dijalankannya, dan perbuatan - perbuatan mana yang harus dihindari
(Kansil,1989 : 81).
Dalam pelaksanaannya, terbagi lagi menjadi
norma-norma umum (non hukum) dan norma hukum, pemberlakuan norma-norma itu
dalam aspek kehidupan dapat digolongkan ke dalam dua macam kaidah, sebagai
berikut:
1. Aspek kehidupan pribadi (individual)
meliputi:
a. Kaidah kepercayaan untuk mencapai kesucian
hidup pribadi atau kehidupan yang beriman.
b. Kehidupan kesusilaan, nilai moral, dan
etika yang tertuju pada kebaikan hidup pribadi demitercapainya kesucian hati
nu-rani yang berakhlak berbudi luhur (akhlakul kharimah).
2. Aspek kehidupan antar
pribadi (bermasyarakat) meliputi:
a. Kaidah atau norma-norma sopan-santun, tata
krama dan etiketdalam pergaulan sehari-hari dalam bermasyarakat (pleasantliving together).
b. Kaidah-kaidah hukum yang tertuju kepada
terciptanya ketertiban, kedamaian dan keadilan dalamkehidupan bersama atau
bermasyarakat yang penuh dengan kepastian atau ketenteraman (peaceful living
together).
Sedangkan masalah norma non hukum adalah
masalah yang cukup penting dan selanjutnya akan dibahas secara lebih luas
mengenai kode perilaku dan kode profesi Humas/PR,yaitu seperti nilai-nilai
moral, etika, etis, etiket, tata krama dalam pergaulan sosial atau berma-syarakat,
sebagai nilai aturan yang telah disepakati bersama, dihormati, wajib dipatuhi
dan ditaati.
Secara umum kita dapat membedakan dua macam norma, yaitu norma
khusus dan norma umum. Norma- norma khusus adalah aturan yang berlaku kedalam
kegiatan atau kehidupan yang khusus, misalnya menyangkut aturan bermain dalam
olahraga, aturan mengenai mengunjungi peraturan bermain dalam olahraga, aturan
mengenai mengunjungi pasien dirumah sakit. Norma umum mempunyai
sifatkeberlakuan yang lebih umum dan universal. Norma umum ini ada tiga macam
yaitu :[8]
a.
Norma
sopan santun ( norma etiket ), adalah norma yang mengatur pola perilaku dan
sikap lahiria manusia. Misalnya seperti nmenyangkut sikap dan perilaku saat
kita bertamu. Norma ini lebuh menyangkut tata cara lahiria dalam bergaul
sehari-hari.
b.
Norma
hukum, adalah norma yang dituntut keberlakuanya secara tegas oleh masyarakat
karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini mencermikan harapan, keinginan dan
keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut dan kesejahteraan bermesyarakat
yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur dengan baik.
c.
Norma
moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Aturan
ini menyangkut baik buruknya, adil atau tidaknya tindakan dan perilaku manusia.
B.
Pengertian
Etika Bisnis Dan Etika Bisnis Islam
1. Etika Bisnis
Etika yaitu kebiasaan, perilaku , tata cara dan adat istiadat yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dimana yang telah di jelaskan materi
diatas. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai
tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang atau
produksi guna memaksimalkan nilai keuntungan. Aktivitas bisnis dilakukan sebgai
suatu pekerjaan dari seseorang aatau aktivitas kelompok orang atau dilakukan
oleh suatu organisasi.
Dengan demikian, etika dapat di rumuskan sebagai refleksi kritis
dan rasional mengenai :[9]
a.
nilai
dan norma yang menyangkut bagaimana manusia hidup baik sebagai manusia.
b.
masalah-masalah
kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma- norma moral
yang umim diterima.
Menurut Scholl, bisnis adalah aktivitas yang di organisasi dan
diatur untuk menyediakan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mencari
laba. Jadi, etika bisnis adalah seperngkat nilai tentang baik, buruk, benar
atau salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma
dimana para pelaku bisnis harus komit padany dalam bertransaksi , perilaku dan
berelasi guna mencapai dataran atau tujuan bisnisnya dengan selamat.
Etika bisnis
diartikan sebagai pengetahuan tentang cara ideal pengetahuan dan pengelolaan
bisnis yang memeperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal
dan secara sosial atau ekonomi., dan penerapan norma dan moralitas ini
menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis, dalam penerapan etika bisnis perli
mempertimbangkan unsur-unsur berikut, yang berlaku dimasyarakat.
a.
Manajerial
skill, yaitu seorang
bisnisman harus mampu mengatur hidup sendiri beserta dengan keluarganya dan
teman-teman sekelilingnya.
b.
Konseptual
skill, yaitu mampu
untuk membuat konsep didalam menjalankan pekerjaandan jabatanya dan mampu dan
mampu untuk mendelegasikan kepada orang lain.
c.
Technicall
skill, harus
dimiliki oleh seorang bisnisman yang mampu memberikan teknik-teknik untuk
melaksanakan apa yang terjadi, pemikiran dan konsepnya, serta memberikan contoh
kepada orang lain atau pihak ketiga.
d.
Integritas
moral yang tinggi, yaitu harus mampu memilah-milahkan mana yang boleh
dilakukan.[10]
Tujuan etika bisnis yaitu :
a.
Untuk
mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau
tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
b.
mengarahkan
perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai
dan sejahtera.
c.
Mengajak
orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.
Permasalahan yang dihadapi dalam etika bisnis pada dasarnya ada tiga
jenis masalah yaitu :
a.
Sistematik,
yaitu masalah-masalah sistematik dala etika bisnis pertanyaan-pertanyaan yang
muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainya dimana
bisnis beroperasi.
b.
Korporasi,
yaitu permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan tertentu. Pertanyaan ini menyangkut
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik, dan strusktur organisasi perusahaan
individual sebagai keseluruhan.
c.
Individu,
yaitu permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul
seputar nindividu tertentu dalam
perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan,
tindakan dan karakter individual.[11]
Pada dasaranya teori etika terbagi atas lima macam :
a.
Teori
deontology (Kewajiban)
Etika Deontology menekankan kewajiban manusia untuk bertindak
secara baik. Pada teori ini jelas melihat kewajiban yang harus dilakukan oleh
seseorang dimana kewajiban tersebut layak dilakukan sebagai bentuk tanggung
jawab yang telah diperintahkan kepadanya.
b.
Teori
Teology (Tujuan)
Teori Telogy yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan
c.
Teori
Hak Asasi
Teori ini membahas tentang sesuatu yangt menjadi hak seseorang dan
bagaimana hak tersebut dihargai.
d.
Teori
Keutamaan
Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas,
karena setiap orang merasa ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang
diinginkan.
e.
Teori
Relatif
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif masalah yang
timbul dalam praktiknya adalah egois, fokus pada diri manusia indifidu
mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan membuat keputusan tidak
berfikir panjang semua tergantung kriterianya tersendiri.
2.
Etika
Bisnis Islam
Dalam buku etika bisnis karangan Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar
menyebutkan bahwa etika bisnis islam adalah norma-nor etika yang berbasiskan
Al-Qur’an dan Hadist ang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktifitas
bisnisnya. Etika bisnis islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai
dengan nilai-nilai islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada
kekhawatiran , sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai
etik, moral, susila atau akhlak adalah nilai-nilai yang mendorong manusia
menjadi pribadi yang utuh.[12]
Secara sederhana mempelajari
etika dalam bisnis berati mempelajari tentang mana yang baik dan buruk, benar
atau salah dalam dunia bisnis berdasarkan prinsip-prinsip morallitas ( Learning
what is right or wrong, and then doing the right thing. “Righ ting” based on moral principle, and others believe
the right thing to do depends on the situatiaon ).
Kajian etika bisnis terkadang merujuk kepada management ethics
atau organizational ethics . Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau
refleksi tentang moralitas ekonomi dan bisnis. [13]
C.
Landasan
Deskriptif, Normatif Dan Moralitas
1.
Landasan
Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan
rasional tentang sikap dan perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap
orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif
tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan
dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan
dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Etika deskriptif menurut pendapat Katt Soff
bahwa etika bersangkutan dengan nilai dan ilmu pengetahuan yang membicarakan
masalah baik dan buruknya tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Etika bersangkutan dengan pencatatan terhadap corak-corak predikat serta
tanggapan-tanggapan kesusilaan yang dapat ditemukan dalam masyarakat. Sehingga
ilmu ini hanya bersifat pemaparan atau penggambaran saja.
Etika deskriptif dapat disimpulkan sebagai
bentuk implementasi perbuatan serta perilaku yang diterapkan setiap manusia
merupakan landasan pergaulan kehidupan antar manusia dalam ruang lingkup
lingkungan masyarakat.
2.
Landasan
Normatif
Landasan
normatif etika bisnis dalam Islam bersumber dari al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad
SAW. Dalam konteks ini
dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu; landasan tauhid,
landasan keseimbangan,
landasan kehendak bebas, dan landasan
pertanggungjawaban (Muslich, 2010 : 27).
a. Tauhid (Kesatuan) Tauhid merupakan
konsep serba eksklusif dan serba
inklusif. Pada tingkat absolut ia membedakan khalik dengan makhluk,
memerlukan penyerahan tanpa syarat
kepada kehendak-Nya, tetapi pada
eksistensi manusia
memberikan suatu prinsip perpaduan yang
kuat sebab seluruh umat
manusia dipersatukan dalam ketaatan kepada Allah semata.
Konsep tauhid merupakan
dimensi vertikal Islam sekaligus
horizontal yang memadukan segi
politik, sosial ekonomi
kehidupan manusia menjadi kebulatan yang
homogen yang konsisten dari dalam
dan luas sekaligus terpadu dengan alam luas (Naqvi, 1993 : 50-51). Dari konsepsi
ini, maka Islam menawarkan keterpaduan
agama, ekonomi, dan sosial demi
membentuk kesatuan. Atas dasar
pandangan ini maka pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas
maupun entitas bisnisnya tidak
akan melakukan paling tidak tiga hal
(Beekun, 1997 : 20-23): Pertama,
diskriminasi terhadap pekerja, penjual,
pembeli, mitra kerja atas
dasar pertimbangan ras,
warna kulit, jenis kelamin atau agama (QS. Al Hujurat ayat 1),
b. Allah
lah semestinya yang paling
ditakuti dan dicintai. Oleh
karena itu, sikap ini akan terefleksikan
dalam seluruh sikap hidup
dalam berbagai dimensinya termasuk aktivitas
bisnis (QS. Al An’aam
ayat 16)
c. Menimbun kekayaan atau serakah,
karena hakikatnya kekayaan merupakan amanah Allah (QS. Al Kahfi ayat
46).
d. Keseimbangan (Keadilan)
Ajaran Islam berorientasi
pada terciptanya karakter manusia
yang memiliki sikap dan
prilaku yang seimbang dan
adil dalam konteks hubungan antara
manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain (masyarakat)
dan dengan lingkungan (Muslich, 2010 :
24).
Keseimbangan ini sangat ditekankan oleh
Allah dengan menyebut umat Islam
sebagai ummatan wasathan.Ummatan
wasathan adalah umat yang
memiliki kebersamaan,
kedinamisan dalam gerak,
arah dan tujuannya serta
memiliki aturan-aturan kolektif yang berfungsi sebagai penengah atau
pembenar. Dengan demikian
keseimbangan, kebersamaan, kemoderenan
merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam
aktivitas maupun entitas
bisnis (Muhammad dan Fauroni, 2002 : 13).
e.
Kehendak Bebas
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi sampai batas-batas tertentu mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya
kepada tujuan yang akan dicapainya. Manusia dianugerahi kehendak bebas (free will) untuk membimbing kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan aksioma kehendak bebas ini, dalam bisnis
manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjian atau tidak, melaksanakan bentuk aktivitas bisnis tertentu, berkreasi mengembangkan potensi bisnis yang ada (Beekun,1997 : 24). [14]
3.
Landasan
Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai
dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral
adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah
tentang bagaimana manusia harus hidup Supaya menjadi baik sebagai
manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan padaumumnya. Kebaikan
moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya
merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami
atau isteri,sebagai pustakawan. Moral berkaitan dengan moralitas.
Moralitas adalah sopan santun, segala
sesuatu yang berhubungandengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat
berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan
dari beberapa sumber. Etika dan moralitas Etika bukan sumber tambahan moralitas
melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional
(mendasarkan diri pada rasio atau nalar), kritis (membahas langkah demi
langkah),mendasar (menyelidiki pandangan moral yang seharusnya), sistematik (membahas
langkah demi langkah) dan normatif.
D.
Prinsip
– Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk meakukan kegiatan bisnis yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku
kariyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan
atau mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.Perusahaan meyakini
prinsip-prinsip yang baik adalah bisnis nyang beretika, yakni bisnis ndengan
kinerja unggul dan berkesinambungan, di jalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku.[15]
Menurut Sonny Keraf (1998), prinsip-prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut : [16]
a. Prinsip otonomi ; adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan. orang bisnis yang otonom adalah orang yang
sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajiban dunia bisnis.
Jadi orang yang otonom adalah orang yang tahu tindakanya, bebas
dalam melakukan tindakanya, dan sekaligus bertanggung jawab atas tindakanya.
Secara khusus dalam dunia bisnis, tanggunga jawab moral yang diharapkan
dari setiap pelaku bisnis yang otonom mempunyai dua arah yakni tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan tanggung jawab moral yang tertuju kepada semua pihak
terkait yang berkepentingan seperti konsumen, penyalur, pemasok, investor, atau
kreditor, karyawan, masyarakat luas, relasi-relasi bisnis.[17]
b.
Prinsip
kejujuran; kegiatan bisnis yang di tunjukan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada kejujuran. Ada
tiga lingkup kegiatan bisnis modern yang sadar dan mengakui kejujuran dalam
bisnis adalah kunci keberhasilan :
1.
Kejujuran
relavan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
2.
Kejujuran
juga relavan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding.
3.
Kejujuran
juga relavan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
c.
Prinsip
keadilan; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan adil dan sesuai kriteria yang rasional objektif, serta dapat
dipertanggung jawabkan.
d.
Prinsip
saling menguntungkan; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga
menguntungkan semua pihak.
e.
Prinsip
integritas moral terutama dihayati sebagai tuntunan internal dalam diri pelaku
bisnis perusahaan, agar perlu menjalankan bisni dengan tetap menjaga nama baik
pinajaman maupun perusahaanya.
Adapun
prinsip-prinsip etika bisnis islam :
a.
Itikat
: Itikat artinya kepercayaan, keyakinanyang kuat, jiga bisa diartikan dengan kemauan
dan maksud.
b.
Kejujuran
: Jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, atau sifat yang suka akan
kebenaran.
c.
Kesetiaan/kepatuhan
: Artinya berpegang teguh pada jenis pekerjaan.[18]
E.
Sikap
dan komitmen atas Etika
Berikut adalah beberrapa bentuk penerapan
atau cara komitment yang sangat penting dalam Bisnis.
1. Komitmen Pada Bisnis Yang Sedang di
jalankan.
Komitmen awal yang harus di miliki saat
menjalankan bisnis adalah dengan tetap menjalani bisnis yang telah di pilih
sejak awal dan tidak akan berpindah untuk menjalani bisnis yang lain ketika
kesulitan datang menghadang, dia akan tetap setia untuk terus memperjuangkan
bisnisnya hingga kesuksesan berhasil di raih.
2. Komitmen Saat Bisnis Belum Menghasilkan
Sesuatu yang Besar.
Komitmen yang juga tidak kalah pentingnya
saat menjalankan Bisnis adalah tetap Komitmen dalam bisnis ketika perjungan
yang di lakukan belum menghasilkan sesuatu sesuai harapan. Sikap ini sangat
baik untuk di kembangkan dalam bisnis agar dapat memunculkan sikap positif
lainnya yang juga bermanfaat dalam bisnis, diantaranya adalah Sikap Optimis dan
Selalu bekerja keras.
3.
Komitment Ketika Tantangan Datang Menghadang.
Tetap melakukan semua aktifitas secara
maksimal adalah salah satu cara yang paling mudah untuk keluar dari semua
tantangan yang menghadang, sikap ini juga bagian dari menerapkan Komitmen dalam
bisnis yang sangat bermanfaat untuk membangun kesuksesan akan datang.
4. Komitmen Untuk Terus Bermimpi Dan Memiliki
Cita-cita.
Sebuah impian dan cita-cita seseorang akan
dapat terwujud bila Dia terus berusaha mempertahankan impian dan cita-citanya
sambil berjuang secara maksimal dalam bisnisnya. Impian dan cita-cita adalah
sumber kekuatan penting dalam menerapkan Komitmen saat berbisnis, maka dengan
Komitmen seperti ini, seorang pebisnis pasti akan mampu untuk menjadi
orang yang sukses dalam bisnis mereka karena mereka selalu meningkatkan
aktifitas yang lebih baik setiap hari dalam mewujudkan semua impian dan
cita-cita mereka.
5. Komitmen Pada Semua Tugas Dalam Bisnis.
Ini juga bagian penting dalam menunjang
sebuah kesuksesan, sikap komitmen seperti ini dapat memberikan dampak positif
terhadap kecepatan untuk meraih sukses dalam bisnis, tetap melakukan semua
tugas dengan baik adalah penerapan komitemen dalam bisnis yang harus terus
terjaga selamanya karena kejenuhan dan rasa bosan saat menjalankan bisnis akan
terus datang setiap saat untuk menguji komitmen seorang pebisnis yang ingin
sukses.
6. Komitmen Untuk Tetap Menjaga Nama Baik.
Nama baik dalam bisnis sangat menentukan
peraihan kepercayaan dari semua orang dan kepercayaan sangat penting sebagai
penunjang kesuksesan dalam bisnis, dengan terus menjaga perilaku diri untuk
tetap memiliki sikap dan perilaku positif saat berbisnis, maka Nama Baik yang
dapat melahirkan kepercayaan dari orang lain akan terus terjaga dengan baik.[19]
F.
Kesimpulan
Kata etika sendiri berasal dari kata ethos yang berasal dari
bahasa Yunani, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika sendiri di
identikkan dengan moral atau moralitas. Etika merupakan dasar baik dan buruk yang menjadi referensi
pengambilan keputusan individu sebelum melakukan serangkaian kegiatan.
Adapun kata moral menurut bahasa bersal dari bahasa latin “mores”
yang berarti adat atau kebiasaan. Moral adalah tradisi kepercayaan menngenai
perilaku yang benar dan yang salah. Secara umum makna moral ini hampir sma
dengan etika, namun jika dicermati ternyata moral lebih tertuju pada
ajaran-ajaran dan kondisi mental seseorang yang membuatnya untuk bersikap dan
berperilaku baik atau buruk.
Menurut Scholl, bisnis adalah aktivitas yang di organisasi dan
diatur untuk menyediakan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mencari
laba. Jadi, etika bisnis adalah seperngkat nilai tentang baik, buruk, benar
atau salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Dalam buku etika bisnis karangan Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar
menyebutkan bahwa etika bisnis islam adalah norma-nor etika yang berbasiskan
Al-Qur’an dan Hadist ang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktifitas
bisnisnya. Etika bisnis islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai
dengan nilai-nilai islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada
kekhawatiran , sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arjinto,
Agus.2012 “Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis”. Jakarta : Rajawali Pers.
Fariihah. 2017“Etika
Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada
Kawasan Pasar Palmerah”. Jakarta : repository. uinjkt.ac.id.
Juliyani , Erly. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”.
Repository, Ut. ac.id. 1 Maret 2016.
Keraf, A. Sonny
dan Robert Haryono Imam. 1991. “Etika Bisnis : Membangun Citra Bisnis
Sebagai Profesi Luhur”. Yogyakarta : Kanisius.
Marzuki. 2013. “Etika Dan Moral Dalam Pembelajaran”.
Staff.uny.ac.ad
Norvadewi. “Bisnis
dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip, dan Landasan Normatif).
Samarinda :Http://www.Researchgate.net :
Desember 2015
Surajiyo.
“Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Dalam Perspektif Filosofis”. Jakarta : Mei 2016.
Yahfizham. “
Moral, Etika, dan Hukkum (Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi Dan
Komunikasi)”. Medan : mei 2012
[2] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal. 12
[3]Juliyani ,
Erly. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”. Repository, Ut. ac.id: 1
Maret 2016. Hal 63
[4]Keraf, A. Sonny
dan Robert Haryono Imam. “ Etika Bisnis : Membangun Citra Bisnis Sebagai
Profesi Luhur” . Yogyakarta : Kanisius. 1991. Hal. 22-23
[7] Yahfizham. “ Moral, Etika, dan Hukkum (Implikasi Etis Dari
Teknologi Informasi Dan Komunikasi)”. Medan : mei 2012. Hal. 10
[10] Fariihah. “Etika
Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada
Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta : repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal .13
[12]Erly, Juliyani.
“Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”. Repository. Ut. ac.i : 1 Maret
2016. Hal .65
[13] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal .15
[14] Norvadewi. “Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep,
Prinsip, dan Landasan Normatif). Samarinda :Http://www.Researchgate.net.
Desember 2015. Hal. 40-42
[15]Surajiyo.
“Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Dalam Perspektif Filosofis”. Jakarta : Mei 2016.
Hal. 15-16.
[16] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal. 14
[17]Agus, Arijanto.
“Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis”. Jakarta : Rajawali Pers. Tahun 2012. Hal.
17-18.
[18] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal .18.
[19]Dwi Kurniawan.
“Cara Menerapkan Komitmen Dalam Bisnis”. www. Depok Bisni. Info. 21 Febryari
2017[1]
A.
Pengertian
Etika, Moral, Dan Norma
1.
Etika
Kata etika
sendiri berasal dari kata ethos yang berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika sendiri di identikkan dengan moral
atau moralitas[2].
hal ini berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang
baik atau segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang
lain.
R.W Arifin
mengemukakan bahwa etika adalah keyakinan mengeni tindakan yang benar dan salah
atau tindakan yang baik atau buruk yang mempengaruhi hal lainya. Istilah etika
secara umum merujuk pada baik buruknya perilaku manusia. Etika merupakan dasar
baik dan buruk yang menjadi referensi pengambilan keputusan individu sebelum
melakukan serangkaian kegiatan. Al-ghazali dalam bukunya ihya ‘Ulumuddin’
menjelaskan pengertian etika adalah suatu sifat yang tetap dalam jiwa, yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah engan tidak membutuhkan
pikiran.
Dengan demikian
etika bisnis dalam syariah adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan
islam sesuai dengan nilai-nilai islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya
tidak perlu ada kekhawatiran, sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang benar
dan baik. Berdasarkan pengertian diatas peneliti dapat menyimpukan bahwa etika
merupakan suatu kebiasaan perilaku manusia dalam melakukan kegiatan yang dapat
memunculkan sifat baik atau buruk, dan saling berhubungan antara satu dengan
yang lain.[3]
Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kata etika diartikan dengan :
a.
Ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral,
b.
Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
c.
Perilaku
yang menjadi pedoman ( Pusat bahasa Depdiknas, 2008:402).
Jadi, etika adalah cabang filsafat yang mencari hakikat nilai-nilai
baik dan buruk yang berkaitan dengan perbuatan dan tindakan seseorang, yang
dilakukan dengan penuh kesadaran berdasarkan pertimbangan pemikiranya. Adapun
etika menurut islam yaitu berasala dari bahasa Arab ”Akhlak” yang juga
diartikan sebagai perangai dan kesopanan, yang mencakup dengan watak,
kesopanan, tingkah laku atau tabiat seseorang. Etika adalah sebuah refleksi
krisis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menetukan dan terwuud
dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia baik secara pribadi maupun secara
kelompok. Sebagaimana dikatakan oleh Magnis- Suseno : etika adalah sebuah ilmu
bukan sebuah ajaran.Yang memberikan kita norma tentang bagaimana kita harus
hidup adalah moralitas. Sedangkan etika hanya melakukan refleksi kritis dan
norma atau ajaran moral tersebut.
Dalam kaitan dengan nilai dan norma yang digumuli dalam etika, kita
menemukan dua macam etika :[4]
a.
Etika
deskriptif: yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan pola
perilaku manusiadan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika Deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya,
yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagi suatu fakta yang terkait
dengan situasi yang membudaya.
b.
Etika
normatif; yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia, ayau apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia, dan apa tindakan yang seharusnya diambil untk mencapai apa yang
bernilai hidup ini.
2.
Moral
Adapun kata moral menurut bahasa bersal dari bahasa latin “mores”
yang berarti adat atau kebiasaan. Moral adalah nilai yang mendorong seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.[5] Dalam
Kamus Bahasa Indonesia moral diartikan sebagai :
a.
Ajaran
tentang baik buruknya yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban,
budi pekerti, susila.
b.
Kondisin
mental yang membuat org tetap berani, semangat, bergairah, dll.[6]
Moral adalah tradisi kepercayaan menngenai perilaku yang benar dan
yang salah.[7]Secara
umum makna moral ini hampir sama dengan etika, namun jika dicermati ternyata
moral lebih tertuju pada ajaran-ajaran dan kondisi mental seseorang yang
membuatnya untuk bersikap dan berperilaku baik atau buruk. Jadi, makna moral
lebih aplikatif jika dibandingkan dengan makna etika yang lebih normatif. Dalam
pandangan umun dua kata etika dan moral ini memang sulit dipisahkan. Etika
merupakan kajian atau filsafat tentang moral, dan moral merupakan perwujudan
etika dalam sikap dan perilaku nyata sehari-hari. Inti pembicaraan tentang
moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya
perbuatan.
Kata lain yang juga lekat dengan kata moral adalah moraitas,
amoral, dan immoral. Kata moralitas ( Inggris : morality) sebenarnya
sama dengan moral ( Inggris : moral) , namun moralitas bernuansa
abstrak. Moralitas bisa juga dipahami sebagai sifat moral atau keseluruhan asas
dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk (Bartnes, 2002 : 7).
Kata amoral dan immoral memiliki makna sama, yakni lawan kata
moral. Amoral berarti tidak bermoral, tidak berakhlak (Pusat Bahasa Deodiknas,
2008 : 53) .
Sedang kata immoral tidak termuat dalam kamus Bahasa Indonesia.
Kata ini adalah kata Inggris yang berarti tidak sopan, tunasusila, jahat, dan
asusila (Echols dan Shadily, 1995 : 312).
3.
Norma
Di dalam kehidupan sehari-hari sering
dikenal dengan istilah norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatun nilai
yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang
atau masyarakatuntuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman
tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang merupakan standar yang
harusditaati atau dipatuhi (Soekanto: 1989:7).
Kehidupan masyarakat terdapat berbagai
golongan dan aliran yang beraneka ragam, masing-masing mempunyai kepentingan
sendiri, akan tetapi kepentingan bersama itu mengharuskan adanya ketertiban
dankeamanan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk peraturan yang disepakati
bersama, yang mengatur tingkah laku dalam masyarakat, yang
disebut peraturan hidup.
Norma-norma tersebut mempunyai dua macam
menurut isinya, yaitu :
a. Perintah, yang merupakan keharusan bagi
seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang baik.
b. Larangan, yang merupakan keharusan bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang tidak baik. Artinya norma adalah untuk memberikan
petunjuk kepada manusia bagaimana
seseorang bertindak dalam masyarakat serta perbuatan - perbuatan mana yang harus
dijalankannya, dan perbuatan - perbuatan mana yang harus dihindari
(Kansil,1989 : 81).
Dalam pelaksanaannya, terbagi lagi menjadi
norma-norma umum (non hukum) dan norma hukum, pemberlakuan norma-norma itu
dalam aspek kehidupan dapat digolongkan ke dalam dua macam kaidah, sebagai
berikut:
1. Aspek kehidupan pribadi (individual)
meliputi:
a. Kaidah kepercayaan untuk mencapai kesucian
hidup pribadi atau kehidupan yang beriman.
b. Kehidupan kesusilaan, nilai moral, dan
etika yang tertuju pada kebaikan hidup pribadi demitercapainya kesucian hati
nu-rani yang berakhlak berbudi luhur (akhlakul kharimah).
2. Aspek kehidupan antar
pribadi (bermasyarakat) meliputi:
a. Kaidah atau norma-norma sopan-santun, tata
krama dan etiketdalam pergaulan sehari-hari dalam bermasyarakat (pleasantliving together).
b. Kaidah-kaidah hukum yang tertuju kepada
terciptanya ketertiban, kedamaian dan keadilan dalamkehidupan bersama atau
bermasyarakat yang penuh dengan kepastian atau ketenteraman (peaceful living
together).
Sedangkan masalah norma non hukum adalah
masalah yang cukup penting dan selanjutnya akan dibahas secara lebih luas
mengenai kode perilaku dan kode profesi Humas/PR,yaitu seperti nilai-nilai
moral, etika, etis, etiket, tata krama dalam pergaulan sosial atau berma-syarakat,
sebagai nilai aturan yang telah disepakati bersama, dihormati, wajib dipatuhi
dan ditaati.
Secara umum kita dapat membedakan dua macam norma, yaitu norma
khusus dan norma umum. Norma- norma khusus adalah aturan yang berlaku kedalam
kegiatan atau kehidupan yang khusus, misalnya menyangkut aturan bermain dalam
olahraga, aturan mengenai mengunjungi peraturan bermain dalam olahraga, aturan
mengenai mengunjungi pasien dirumah sakit. Norma umum mempunyai
sifatkeberlakuan yang lebih umum dan universal. Norma umum ini ada tiga macam
yaitu :[8]
a.
Norma
sopan santun ( norma etiket ), adalah norma yang mengatur pola perilaku dan
sikap lahiria manusia. Misalnya seperti nmenyangkut sikap dan perilaku saat
kita bertamu. Norma ini lebuh menyangkut tata cara lahiria dalam bergaul
sehari-hari.
b.
Norma
hukum, adalah norma yang dituntut keberlakuanya secara tegas oleh masyarakat
karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini mencermikan harapan, keinginan dan
keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut dan kesejahteraan bermesyarakat
yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur dengan baik.
c.
Norma
moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Aturan
ini menyangkut baik buruknya, adil atau tidaknya tindakan dan perilaku manusia.
B.
Pengertian
Etika Bisnis Dan Etika Bisnis Islam
1. Etika Bisnis
Etika yaitu kebiasaan, perilaku , tata cara dan adat istiadat yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dimana yang telah di jelaskan materi
diatas. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai
tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang atau
produksi guna memaksimalkan nilai keuntungan. Aktivitas bisnis dilakukan sebgai
suatu pekerjaan dari seseorang aatau aktivitas kelompok orang atau dilakukan
oleh suatu organisasi.
Dengan demikian, etika dapat di rumuskan sebagai refleksi kritis
dan rasional mengenai :[9]
a.
nilai
dan norma yang menyangkut bagaimana manusia hidup baik sebagai manusia.
b.
masalah-masalah
kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma- norma moral
yang umim diterima.
Menurut Scholl, bisnis adalah aktivitas yang di organisasi dan
diatur untuk menyediakan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mencari
laba. Jadi, etika bisnis adalah seperngkat nilai tentang baik, buruk, benar
atau salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma
dimana para pelaku bisnis harus komit padany dalam bertransaksi , perilaku dan
berelasi guna mencapai dataran atau tujuan bisnisnya dengan selamat.
Etika bisnis
diartikan sebagai pengetahuan tentang cara ideal pengetahuan dan pengelolaan
bisnis yang memeperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal
dan secara sosial atau ekonomi., dan penerapan norma dan moralitas ini
menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis, dalam penerapan etika bisnis perli
mempertimbangkan unsur-unsur berikut, yang berlaku dimasyarakat.
a.
Manajerial
skill, yaitu seorang
bisnisman harus mampu mengatur hidup sendiri beserta dengan keluarganya dan
teman-teman sekelilingnya.
b.
Konseptual
skill, yaitu mampu
untuk membuat konsep didalam menjalankan pekerjaandan jabatanya dan mampu dan
mampu untuk mendelegasikan kepada orang lain.
c.
Technicall
skill, harus
dimiliki oleh seorang bisnisman yang mampu memberikan teknik-teknik untuk
melaksanakan apa yang terjadi, pemikiran dan konsepnya, serta memberikan contoh
kepada orang lain atau pihak ketiga.
d.
Integritas
moral yang tinggi, yaitu harus mampu memilah-milahkan mana yang boleh
dilakukan.[10]
Tujuan etika bisnis yaitu :
a.
Untuk
mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau
tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
b.
mengarahkan
perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai
dan sejahtera.
c.
Mengajak
orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.
Permasalahan yang dihadapi dalam etika bisnis pada dasarnya ada tiga
jenis masalah yaitu :
a.
Sistematik,
yaitu masalah-masalah sistematik dala etika bisnis pertanyaan-pertanyaan yang
muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainya dimana
bisnis beroperasi.
b.
Korporasi,
yaitu permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan tertentu. Pertanyaan ini menyangkut
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik, dan strusktur organisasi perusahaan
individual sebagai keseluruhan.
c.
Individu,
yaitu permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul
seputar nindividu tertentu dalam
perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan,
tindakan dan karakter individual.[11]
Pada dasaranya teori etika terbagi atas lima macam :
a.
Teori
deontology (Kewajiban)
Etika Deontology menekankan kewajiban manusia untuk bertindak
secara baik. Pada teori ini jelas melihat kewajiban yang harus dilakukan oleh
seseorang dimana kewajiban tersebut layak dilakukan sebagai bentuk tanggung
jawab yang telah diperintahkan kepadanya.
b.
Teori
Teology (Tujuan)
Teori Telogy yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan
c.
Teori
Hak Asasi
Teori ini membahas tentang sesuatu yangt menjadi hak seseorang dan
bagaimana hak tersebut dihargai.
d.
Teori
Keutamaan
Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas,
karena setiap orang merasa ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang
diinginkan.
e.
Teori
Relatif
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif masalah yang
timbul dalam praktiknya adalah egois, fokus pada diri manusia indifidu
mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan membuat keputusan tidak
berfikir panjang semua tergantung kriterianya tersendiri.
2.
Etika
Bisnis Islam
Dalam buku etika bisnis karangan Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar
menyebutkan bahwa etika bisnis islam adalah norma-nor etika yang berbasiskan
Al-Qur’an dan Hadist ang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktifitas
bisnisnya. Etika bisnis islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai
dengan nilai-nilai islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada
kekhawatiran , sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai
etik, moral, susila atau akhlak adalah nilai-nilai yang mendorong manusia
menjadi pribadi yang utuh.[12]
Secara sederhana mempelajari
etika dalam bisnis berati mempelajari tentang mana yang baik dan buruk, benar
atau salah dalam dunia bisnis berdasarkan prinsip-prinsip morallitas ( Learning
what is right or wrong, and then doing the right thing. “Righ ting” based on moral principle, and others believe
the right thing to do depends on the situatiaon ).
Kajian etika bisnis terkadang merujuk kepada management ethics
atau organizational ethics . Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau
refleksi tentang moralitas ekonomi dan bisnis. [13]
C.
Landasan
Deskriptif, Normatif Dan Moralitas
1.
Landasan
Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan
rasional tentang sikap dan perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap
orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif
tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan
dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan
dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Etika deskriptif menurut pendapat Katt Soff
bahwa etika bersangkutan dengan nilai dan ilmu pengetahuan yang membicarakan
masalah baik dan buruknya tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Etika bersangkutan dengan pencatatan terhadap corak-corak predikat serta
tanggapan-tanggapan kesusilaan yang dapat ditemukan dalam masyarakat. Sehingga
ilmu ini hanya bersifat pemaparan atau penggambaran saja.
Etika deskriptif dapat disimpulkan sebagai
bentuk implementasi perbuatan serta perilaku yang diterapkan setiap manusia
merupakan landasan pergaulan kehidupan antar manusia dalam ruang lingkup
lingkungan masyarakat.
2.
Landasan
Normatif
Landasan
normatif etika bisnis dalam Islam bersumber dari al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad
SAW. Dalam konteks ini
dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu; landasan tauhid,
landasan keseimbangan,
landasan kehendak bebas, dan landasan
pertanggungjawaban (Muslich, 2010 : 27).
a. Tauhid (Kesatuan) Tauhid merupakan
konsep serba eksklusif dan serba
inklusif. Pada tingkat absolut ia membedakan khalik dengan makhluk,
memerlukan penyerahan tanpa syarat
kepada kehendak-Nya, tetapi pada
eksistensi manusia
memberikan suatu prinsip perpaduan yang
kuat sebab seluruh umat
manusia dipersatukan dalam ketaatan kepada Allah semata.
Konsep tauhid merupakan
dimensi vertikal Islam sekaligus
horizontal yang memadukan segi
politik, sosial ekonomi
kehidupan manusia menjadi kebulatan yang
homogen yang konsisten dari dalam
dan luas sekaligus terpadu dengan alam luas (Naqvi, 1993 : 50-51). Dari konsepsi
ini, maka Islam menawarkan keterpaduan
agama, ekonomi, dan sosial demi
membentuk kesatuan. Atas dasar
pandangan ini maka pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas
maupun entitas bisnisnya tidak
akan melakukan paling tidak tiga hal
(Beekun, 1997 : 20-23): Pertama,
diskriminasi terhadap pekerja, penjual,
pembeli, mitra kerja atas
dasar pertimbangan ras,
warna kulit, jenis kelamin atau agama (QS. Al Hujurat ayat 1),
b. Allah
lah semestinya yang paling
ditakuti dan dicintai. Oleh
karena itu, sikap ini akan terefleksikan
dalam seluruh sikap hidup
dalam berbagai dimensinya termasuk aktivitas
bisnis (QS. Al An’aam
ayat 16)
c. Menimbun kekayaan atau serakah,
karena hakikatnya kekayaan merupakan amanah Allah (QS. Al Kahfi ayat
46).
d. Keseimbangan (Keadilan)
Ajaran Islam berorientasi
pada terciptanya karakter manusia
yang memiliki sikap dan
prilaku yang seimbang dan
adil dalam konteks hubungan antara
manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain (masyarakat)
dan dengan lingkungan (Muslich, 2010 :
24).
Keseimbangan ini sangat ditekankan oleh
Allah dengan menyebut umat Islam
sebagai ummatan wasathan.Ummatan
wasathan adalah umat yang
memiliki kebersamaan,
kedinamisan dalam gerak,
arah dan tujuannya serta
memiliki aturan-aturan kolektif yang berfungsi sebagai penengah atau
pembenar. Dengan demikian
keseimbangan, kebersamaan, kemoderenan
merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam
aktivitas maupun entitas
bisnis (Muhammad dan Fauroni, 2002 : 13).
e.
Kehendak Bebas
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi sampai batas-batas tertentu mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya
kepada tujuan yang akan dicapainya. Manusia dianugerahi kehendak bebas (free will) untuk membimbing kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan aksioma kehendak bebas ini, dalam bisnis
manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjian atau tidak, melaksanakan bentuk aktivitas bisnis tertentu, berkreasi mengembangkan potensi bisnis yang ada (Beekun,1997 : 24). [14]
3.
Landasan
Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai
dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral
adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah
tentang bagaimana manusia harus hidup Supaya menjadi baik sebagai
manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan padaumumnya. Kebaikan
moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya
merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami
atau isteri,sebagai pustakawan. Moral berkaitan dengan moralitas.
Moralitas adalah sopan santun, segala
sesuatu yang berhubungandengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat
berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan
dari beberapa sumber. Etika dan moralitas Etika bukan sumber tambahan moralitas
melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional
(mendasarkan diri pada rasio atau nalar), kritis (membahas langkah demi
langkah),mendasar (menyelidiki pandangan moral yang seharusnya), sistematik (membahas
langkah demi langkah) dan normatif.
D.
Prinsip
– Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk meakukan kegiatan bisnis yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku
kariyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan
atau mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.Perusahaan meyakini
prinsip-prinsip yang baik adalah bisnis nyang beretika, yakni bisnis ndengan
kinerja unggul dan berkesinambungan, di jalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku.[15]
Menurut Sonny Keraf (1998), prinsip-prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut : [16]
a. Prinsip otonomi ; adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan. orang bisnis yang otonom adalah orang yang
sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajiban dunia bisnis.
Jadi orang yang otonom adalah orang yang tahu tindakanya, bebas
dalam melakukan tindakanya, dan sekaligus bertanggung jawab atas tindakanya.
Secara khusus dalam dunia bisnis, tanggunga jawab moral yang diharapkan
dari setiap pelaku bisnis yang otonom mempunyai dua arah yakni tanggung jawab
terhadap diri sendiri dan tanggung jawab moral yang tertuju kepada semua pihak
terkait yang berkepentingan seperti konsumen, penyalur, pemasok, investor, atau
kreditor, karyawan, masyarakat luas, relasi-relasi bisnis.[17]
b.
Prinsip
kejujuran; kegiatan bisnis yang di tunjukan secara jelas bahwa bisnis tidak
akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada kejujuran. Ada
tiga lingkup kegiatan bisnis modern yang sadar dan mengakui kejujuran dalam
bisnis adalah kunci keberhasilan :
1.
Kejujuran
relavan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
2.
Kejujuran
juga relavan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding.
3.
Kejujuran
juga relavan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
c.
Prinsip
keadilan; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan adil dan sesuai kriteria yang rasional objektif, serta dapat
dipertanggung jawabkan.
d.
Prinsip
saling menguntungkan; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga
menguntungkan semua pihak.
e.
Prinsip
integritas moral terutama dihayati sebagai tuntunan internal dalam diri pelaku
bisnis perusahaan, agar perlu menjalankan bisni dengan tetap menjaga nama baik
pinajaman maupun perusahaanya.
Adapun
prinsip-prinsip etika bisnis islam :
a.
Itikat
: Itikat artinya kepercayaan, keyakinanyang kuat, jiga bisa diartikan dengan kemauan
dan maksud.
b.
Kejujuran
: Jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, atau sifat yang suka akan
kebenaran.
c.
Kesetiaan/kepatuhan
: Artinya berpegang teguh pada jenis pekerjaan.[18]
E.
Sikap
dan komitmen atas Etika
Berikut adalah beberrapa bentuk penerapan
atau cara komitment yang sangat penting dalam Bisnis.
1. Komitmen Pada Bisnis Yang Sedang di
jalankan.
Komitmen awal yang harus di miliki saat
menjalankan bisnis adalah dengan tetap menjalani bisnis yang telah di pilih
sejak awal dan tidak akan berpindah untuk menjalani bisnis yang lain ketika
kesulitan datang menghadang, dia akan tetap setia untuk terus memperjuangkan
bisnisnya hingga kesuksesan berhasil di raih.
2. Komitmen Saat Bisnis Belum Menghasilkan
Sesuatu yang Besar.
Komitmen yang juga tidak kalah pentingnya
saat menjalankan Bisnis adalah tetap Komitmen dalam bisnis ketika perjungan
yang di lakukan belum menghasilkan sesuatu sesuai harapan. Sikap ini sangat
baik untuk di kembangkan dalam bisnis agar dapat memunculkan sikap positif
lainnya yang juga bermanfaat dalam bisnis, diantaranya adalah Sikap Optimis dan
Selalu bekerja keras.
3.
Komitment Ketika Tantangan Datang Menghadang.
Tetap melakukan semua aktifitas secara
maksimal adalah salah satu cara yang paling mudah untuk keluar dari semua
tantangan yang menghadang, sikap ini juga bagian dari menerapkan Komitmen dalam
bisnis yang sangat bermanfaat untuk membangun kesuksesan akan datang.
4. Komitmen Untuk Terus Bermimpi Dan Memiliki
Cita-cita.
Sebuah impian dan cita-cita seseorang akan
dapat terwujud bila Dia terus berusaha mempertahankan impian dan cita-citanya
sambil berjuang secara maksimal dalam bisnisnya. Impian dan cita-cita adalah
sumber kekuatan penting dalam menerapkan Komitmen saat berbisnis, maka dengan
Komitmen seperti ini, seorang pebisnis pasti akan mampu untuk menjadi
orang yang sukses dalam bisnis mereka karena mereka selalu meningkatkan
aktifitas yang lebih baik setiap hari dalam mewujudkan semua impian dan
cita-cita mereka.
5. Komitmen Pada Semua Tugas Dalam Bisnis.
Ini juga bagian penting dalam menunjang
sebuah kesuksesan, sikap komitmen seperti ini dapat memberikan dampak positif
terhadap kecepatan untuk meraih sukses dalam bisnis, tetap melakukan semua
tugas dengan baik adalah penerapan komitemen dalam bisnis yang harus terus
terjaga selamanya karena kejenuhan dan rasa bosan saat menjalankan bisnis akan
terus datang setiap saat untuk menguji komitmen seorang pebisnis yang ingin
sukses.
6. Komitmen Untuk Tetap Menjaga Nama Baik.
Nama baik dalam bisnis sangat menentukan
peraihan kepercayaan dari semua orang dan kepercayaan sangat penting sebagai
penunjang kesuksesan dalam bisnis, dengan terus menjaga perilaku diri untuk
tetap memiliki sikap dan perilaku positif saat berbisnis, maka Nama Baik yang
dapat melahirkan kepercayaan dari orang lain akan terus terjaga dengan baik.[19]
F.
Kesimpulan
Kata etika sendiri berasal dari kata ethos yang berasal dari
bahasa Yunani, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika sendiri di
identikkan dengan moral atau moralitas. Etika merupakan dasar baik dan buruk yang menjadi referensi
pengambilan keputusan individu sebelum melakukan serangkaian kegiatan.
Adapun kata moral menurut bahasa bersal dari bahasa latin “mores”
yang berarti adat atau kebiasaan. Moral adalah tradisi kepercayaan menngenai
perilaku yang benar dan yang salah. Secara umum makna moral ini hampir sma
dengan etika, namun jika dicermati ternyata moral lebih tertuju pada
ajaran-ajaran dan kondisi mental seseorang yang membuatnya untuk bersikap dan
berperilaku baik atau buruk.
Menurut Scholl, bisnis adalah aktivitas yang di organisasi dan
diatur untuk menyediakan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mencari
laba. Jadi, etika bisnis adalah seperngkat nilai tentang baik, buruk, benar
atau salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.
Dalam buku etika bisnis karangan Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar
menyebutkan bahwa etika bisnis islam adalah norma-nor etika yang berbasiskan
Al-Qur’an dan Hadist ang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam aktifitas
bisnisnya. Etika bisnis islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai
dengan nilai-nilai islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada
kekhawatiran , sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arjinto,
Agus.2012 “Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis”. Jakarta : Rajawali Pers.
Fariihah. 2017“Etika
Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada
Kawasan Pasar Palmerah”. Jakarta : repository. uinjkt.ac.id.
Juliyani , Erly. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”.
Repository, Ut. ac.id. 1 Maret 2016.
Keraf, A. Sonny
dan Robert Haryono Imam. 1991. “Etika Bisnis : Membangun Citra Bisnis
Sebagai Profesi Luhur”. Yogyakarta : Kanisius.
Marzuki. 2013. “Etika Dan Moral Dalam Pembelajaran”.
Staff.uny.ac.ad
Norvadewi. “Bisnis
dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip, dan Landasan Normatif).
Samarinda :Http://www.Researchgate.net :
Desember 2015
Surajiyo.
“Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Dalam Perspektif Filosofis”. Jakarta : Mei 2016.
Yahfizham. “
Moral, Etika, dan Hukkum (Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi Dan
Komunikasi)”. Medan : mei 2012
[2] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal. 12
[3]Juliyani ,
Erly. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”. Repository, Ut. ac.id: 1
Maret 2016. Hal 63
[4]Keraf, A. Sonny
dan Robert Haryono Imam. “ Etika Bisnis : Membangun Citra Bisnis Sebagai
Profesi Luhur” . Yogyakarta : Kanisius. 1991. Hal. 22-23
[7] Yahfizham. “ Moral, Etika, dan Hukkum (Implikasi Etis Dari
Teknologi Informasi Dan Komunikasi)”. Medan : mei 2012. Hal. 10
[10] Fariihah. “Etika
Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada
Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta : repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal .13
[12]Erly, Juliyani.
“Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”. Repository. Ut. ac.i : 1 Maret
2016. Hal .65
[13] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal .15
[14] Norvadewi. “Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep,
Prinsip, dan Landasan Normatif). Samarinda :Http://www.Researchgate.net.
Desember 2015. Hal. 40-42
[15]Surajiyo.
“Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Dalam Perspektif Filosofis”. Jakarta : Mei 2016.
Hal. 15-16.
[16] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal. 14
[17]Agus, Arijanto.
“Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis”. Jakarta : Rajawali Pers. Tahun 2012. Hal.
17-18.
[18] Fariihah. “Etika Dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang Pada Kawasan Pasar Palmerah”. . Jakarta :
repository. uinjkt.ac.id. 2017. Hal .18.
[19]Dwi Kurniawan.
“Cara Menerapkan Komitmen Dalam Bisnis”. www. Depok Bisni. Info. 21 Febryari
2017
Komentar
Posting Komentar